Jumat, 14 Juni 2019

Berbudi Pekerti Luhur Sesuai dengan Pancasila

Umar Kho Liang
Pancasila berkedudukan sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila dijadikan sebagai landasan kehidupan seluruh masyarakat Indonesia dalam segala hal, termasuk dalam bertutur kata, bersikap dan berperilaku. Tutur kata, sikap dan perilaku merupakan salah satu wujud dari budi pekerti manusia. Tutur kata, sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilainilai Pancasila merupakan wujud budi pekerti luhur manusia Indonesia yang membedakannya dengan manusia dari negara lainnya.

Manusia adalah mahkluk sosial yang perlu berkata-kata, berbincang-bincang, dengan manusia lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia mempunyai perasaan yang dapat merasakan senang, marah, sakit dan sebagainya. Untuk itu diperlukan bahasa yang sopan dan santun agar satu sama lain berkomunikasi berjalan lancar dan tidak terjadi kesalahpahaman.

1. Bertutur Kata Sesuai dengan Nilai Pancasila
Bertutur kata yang sesuai dengan nilai Pancasila adalah bertutur kata baik yang diwujudkan dengan berkata-kata atau berbincang-bincang tidak kasar atau tidak kotor. Dengan bertutur kata yang baik maka orang lain tidak akan tersinggung, kecewa, marah ataupun sakit hati. Tutur kata yang baik merupakan sikap atau adab dalam berbicara yang penuh dengan kesopanan dan mampu menempatkan bahasa yang pantas sesuai dengan situasi dan kondisi maupun siapa yang kita ajak bicara.

Bertutur kata yang buruk atau seronok bukan keperibadian bangsa Indonesia. Hal tersebut bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, dan bisa menyebabkan rendahnya penilaian orang lain terhadap kita. Oleh karena itu, supaya terhindar dari tutur kata yang buruk, kalian harus:
  1. Berpikir sebelum berkata atau menyampaikan sesuatu kepada oranglain;
  2. Pikirkan akibat dari kata-kata yang akan kita ucapkan;
  3. Berbicara seperlunya tanpa harus memperbanyak pembicaraan yangtidak bermanfaat;
  4. Sampaikan maksud dengan bahasa yang halus dan tidak berbelit-belit;
  5. Tidak meninggikan atau mengeraskan suara ketika berbicara;
  6. Menunjukkan rasa hormat dan penghargaan kepada lawan bicara;
  7. Berusaha membalas perkataan buruk dengan perkataan yang baik dansopan.
No.Tutur Kata yang BaikTutur Kata yang Buruk
1.Andaikan kamu lebih rajin mungkin nilai rapornya akan lebih baik dari nilai ini.Kamu malas sekali belajar, sehingga kamu jadi bodoh dan nilai rapornya jelek sekali.
2.Apakah Bang Becak bersedia mengantar saya ke Pasar Tanah Abang dan berapa ongkosnya?Ke Pasar Tanah Abang, Bang. Berapa?
3.Berapakah Ibu mau menjual tauge ini?Berapa nih, Bu, tauge nya?
4.Bolehkan saya meminjam guntingmu sebentar?Pinjam guntingnya sebentar, Ya!

2. Bersikap Sesuai dengan Nilai Pancasila
Bersikap sesuai dengan nilai Pancasila sama dengan bersikap positif terhadap Pancasila. Sikap tersebut harus ditampilkan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat, berbangsa dan bernegara oleh seluruh komponen bangsa baik sebagai rakyat maupun aparat pemerintahan dengan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam tiap sila Pancasila. 
 Pancasila berkedudukan sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia Berbudi Pekerti Luhur Sesuai dengan Pancasila
Sikap positif terhadap Pancasila merupakan sikap yang baik dan mendukung terhadap nilai-nilai Pancasila serta berupaya melestarikan danmempertahankannya. Sikap positif itu terutama adalah kesediaan segenap komponen masyarakat untuk aktif mengungkapkan pemahamannya mengenai Pancasila dan menjadikan nilai-nilai Pancasila makin tampak nyata dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berikut sikap yang sesuai dengan sila-sila Pancasila yang harus ditampilkan oleh setiap komponen bangsa dalam kehidupan sehari-hari.
No.SilaSikap yang Sesuai
1.Ketuhanan Yang
Maha Esa
  1. Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
  2. Hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dan penganutpenganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga terbina kerukunan hidup.
  3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
  4. Tidak memaksakan suaatu agama dan kepercayaan kepada orang lain
2.Kemanusian
Yang Adil dan
Beradab
  1. Mengakui persamaan derajat. Persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.
  2. Saling mencintai sesama manusia.
  3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
  4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
  5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
  6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
  7. Berani membela kebenaran daan keadilan.
  8. Bangsa Indoneesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama denganbangsa lain.
3.Persatuan
Indonesia
  1. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
  2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
  3. Cinta tanah air dan bangsa.
  4. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan ber- Tanah Air Indonesia.
  5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika
4.Kerakyatan Yang
Dipimpin Oleh
Hikmah Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan
Perwakilan
  1. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
  2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
  3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
  4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
  5. Menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah serta memperpertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa.
5.Keadilan Sosial
Bagi Seluruh
Indonesia
  1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
  2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
  3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
  4. Menghormati hak orang lain.
  5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
  6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
  7. Tidak menggunakan hak milik untuk halhal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
  8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
  9. Suka bekerja keras.
  10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
  11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
No.SilaSikap yang Tidak Sesuai
1.Ketuhanan Yang
Maha Esa
  1. Menganggap agam lain rendah, sehingga cenderung melecehkan, bahkan dalam skala ekstream menganggap agama lain kotor hanya agamanya sendiri yang suci dan agama lain layak untuk di singkirkan
  2. Hanya bergaul dengan orang yang seagama
  3. Memisahkan atau meminoritaskan orang yang berbeda kepercayaan
  4. Menganggap sesat orang yang bereda keyakinan
  5. Tidak mau menerima pemberian bentuk apapun dari orang yang berbeda agama
2.Kemanusian
Yang Adil dan
Beradab
  1. Acuh terhadap tetangga yang kesusahan, menutup telinga dan tidak mau tahu urusan mereka yang kesusahan dan sentiasa bersombong diri
  2. Memilih-milih dalam bergaul, hanya mau bergau dan bermasyarakan dengan orang-orang yang dianggap sederajat sepangkat
3.Persatuan
Indonesia
  1. Hanya mementingkan suatu suku atau golongannya sendiri
  2. Tidak memiliki rasa prihatin terhadap perpecahan bahkan menganggap acuh terhadap masalah atau konlfik yang sedang terjadi di Indonesia
  3. Meremehkan suku atau golongan lain dan menganggap dirinya yang paling benar serta pantas di sanjung
4.Kerakyatan Yang
Dipimpin Oleh
Hikmah Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan
Perwakilan
  1. Otoriter dalam memimpin, selalu memandang buluh dan memihak terhadap suatu golongan
  2. Mementingkan kepentingan golongan atau pribadi
  3. Pengambilan keputusan sepihak, tanpa membahas secara musyawarah
  4. Menganggap yang mayoritas yang memenangkan segalanya tanpa memandang pendapat golongan lain dan bersikap acuh
5.Keadilan Sosial
Bagi Seluruh
Indonesia
  1. Membedakan fasilitas umum antara pejabat dan rakyat biasa
  2. Keadilan hanya untuk golongan tertentu, dalam artian menindak suatu permasalahan selalu tebang pilih dan menguntungkan pihak yang seharusnya salah
  3. Membeda-bedakan perhatian antar suku

3. Berperilaku Sesuai dengan Nilai Pancasila
Perilaku merupakan perbuatan/tindakan dan perkataan seseorang yang sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun orang yang melakukannya. Dengan kata lain, perilaku merupakan perwujudan dari sikap manusia. Perilaku yang baik disebut juga perilaku mulia, yaitu perilaku yang mengindahkan berbagai aturan yang berlaku atau sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Sedangkan perilaku yang buruk merupakan perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

Perilaku buruk ini merupakan penyimpangan dari ketentuan yang berlaku dan dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak baik. Berikut ini contoh perilaku positif dan negatif terhadap Pancasila.
No.SilaContoh Perilaku
BaikBuruk
1.Ketuhanan Yang
Maha Esa
  1. Menjalankan ibadah secara taat sesuai kepercayaan yang dianut, karena Indonesia mengakui adanya 5 agama dan menjunjung tinggi kepercayaan Ketuhanan bukan lagi dinamisme,
  2. Selalu menghormati orang yang sedang melaksanakan ibadah
  3. Memberikan kebebasan orang lain memeluk agama dan keyakinan
  4. Tidak menghina pemeluk agama dan keyakinan orang lain
  5. Tidak melakukan penistaan agama (melecehkan, merendahkan, dsb)
  6. Toleransi dalam kehidupan beragama
  1. Menganggap agam lain rendah, sehingga cenderung melecehkan, bahkan dalam skala ekstream menganggap agama lain kotor hanya agamanya sendiri yang suci dan agama lain layak untuk di singkirkan
  2. Hanya mau bergaul dengan orang yang seagama
  3. Memisahkan atau meminoritaskan orang yang berbeda kepercayaan
  4. Menganggap sesat orang yang bereda keyakinan
  5. Tidak mau menerima pemberian bentuk apapun dari orang yang berbeda agama
2.Kemanusian
Yang Adil dan
Beradab
  1. Mengakui dan menghargai keberadaan orang lain, bermasyarakat secara adil tanpa membedakan golongan
  2. Menghargai harkat dan martabat manusia yang sederajat
  3. Keluhuran budi, sopan santun dan susila
  4. Tata pergaulan dunia yang universal, ini sesuai dengan nilai kesetaraan artinya setiap manusia memiliki kesejahteraan, tanpa membedakan suku, ras dan agama
  1. Acuh terhadap tetangga yang kesusahan, menutup telinga dan tidak mau tahu urusan mereka yang kesusahan dan sentiasa bersombong diri
  2. Memilih-milih dalam bergaul, hanya mau bergau dan bermasyarakan dengan orang-orang yang dianggap sederajat sepangkat.
  3. Membiarkan orang lain mengalami kesusahan tanpa berusaha untuk membantunya. 
3.Persatuan
Indonesia
  1. Saling ketergantungan satu sama lain, tolong menolong, bekerja sama dengan orang demi kesejahteraan bersama
  2. Menunjukkan kehidupan kebangsaan yang bebas, tidak memaksakan kehendak
  3. Cinta tanah air dan bangsa, menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan, tidak melakukan pemborosan, tidak merusak lingkungan, tidak mengambil hak orang lain (mencuri), ikut usaha pembelaan negara sesuai profesi masing-masing
  4. Pengakuan dan kebersamaan dalam keberagaman, tidak memaksakan agama lain, merasa senasib sepenanggungan.
  1. Hanya mementingkan suatu suku atau golongannya sendiri
  2. Tidak memiliki rasa prihatin terhadap perpecahan bahkan menganggap acuh terhadap masalah atau konlfik yang sedang terjadi di Indonesia
  3. Meremehkan suku atau golongan lain dan menganggap dirinya yang paling benar serta pantas di sanjung
  4. Menunjukkan sikap lebih mementingkan kelompok atau golongan sendiri daripada kepentingan nasional atau kepentingan bangsa dan negara.
4.Kerakyatan Yang
Dipimpin Oleh
Hikmah Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan
Perwakilan
  1. Kedaulatan rakyat, tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
  2. Hikmah kebijaksanaan melalui pikiran yang sehat, memusyawarahkan kepentingan bersama dan tidak memihak
  3. Tanggung jawab berdasarkan hati nurani, ikhlas, dan amanah menjadi pejabat, pelayan publik
  4. Mufakat atas kehendak rakyat bersama
  5. Asas kekeluargaan dalam musyawarah, selalu musyawarah dalam menyelesaikan masalah, mengutamakan kepentingan bersama
  1. Otoriter dalam memimpin, selalu memandang buluh dan memihak terhadap suatu golongan
  2. Mementingkan kepentingan golongan atau pribadi
  3. Pengambilan keputusan sepihak, tanpa membahas secara musyawarah
  4. Menganggap yang mayoritas yang memenangkan segalanya tanpa memandang pendapat golongan lain dan bersikap acuh
5.Keadilan Sosial
Bagi Seluruh
Indonesia
  1. Perlakuan yang adil dalam berbagai kehidupan atau tidak diskriminasi
  2. Menghilangkan politik dinasti (kekuasaan turun menurun; dari orang tua ke anaknya)
  3. Kamakmuran masyarakat yang berkeadilan, meratakan keadilan tanpa memandang status dan kepentingan
  4. Keseimbangan yang adil dalam antara kehidpan pribadi dan masyarakat
  5. Keseimbangan yang adil  antara kebutuhan jasmani dan rohani, materi dan spiritual
  1. Membedakan fasilitas umum antara pejabat dan rakyat biasa
  2. Keadilan hanya untuk golongan tertentu, dalam artian menindak suatu permasalahan selalu tebang pilih dan menguntungkan pihak yang seharusnya salah
  3. Membeda-bedakan perhatian antar suku
  4. Lebih mementingkan kepentingan kelompok atau golongan daripada kepentingan bersama.